STRATEGI KETIDAKSANTUNAN CULPEPER (1996) SEBAGAI TANDA KEPRIHATINAN NETIZEN SEMASA PENULARAN WABAK COVID-19 CULPEPER IMPOLITENESS STRATEGY (1996) AS AN AWARENESS INDICATOR IN THE MIDST OF COVID-19
Main Article Content
Abstract
Media komunikasi dewasa ini semakin canggih, namun penggunaan bahasa dalam
media ini masih signifikan dengan ketidaksantunan berbahasa seperti memaki, mengeji
dan menjatuhkan imej pihak lain. Oleh itu, kajian ini bertujuan untuk mengkategorikan
bentuk strategi ketidaksantunan berdasarkan respons netizen dengan mengaplikasikan
Teori Ketidaksantunan Culpeper (1996), seterusnya menganalisis penggunaan strategi
ketidaksantunan tersebut. Data yang digunakan dalam kajian ini ialah respons netizen
dalam pelantar media sosial Facebook pada ruangan Berita Harian Online berdasarkan
tiga tajuk berita yang bertarikh 10 April, 15 Mei dan 24 Mei 2020 ketika penularan wabak
COVID-19 sedang melanda negara dan seluruh dunia. Kajian ini menggunakan kaedah
kualitatif. Teori yang menjadi landasan analisis ialah Strategi Ketidaksantunan Culpeper
(1996) yang menggarisi lima bentuk strategi ketidaksantunan. Dapatan menunjukkan
pengkategorian pelbagai strategi ketidaksantunan yang digunakan oleh netizen berdasarkan
15 data yang digunakan dalam kajian ini. Netizen menzahirkan ketidaksantunan dengan
menggunakan strategi ketidaksantunan secara langsung, strategi ketidaksantunan positif;
tidak menunjukkan simpati dan penggunaan bahasa tabu, strategi ketidaksantunan negatif;
mencemuh, memperlekeh dan penggunaan strategi sindiran. Dapatan juga menunjukkan
pembentukan 5 pola kombinasi Strategi Ketidaksantunan Culpeper sebagaimana yang
dizahirkan dalam respons atas faktor pelbagai emosi yang diekspresikan netizen sebagai
tanda prihatin. Kesimpulannya, didapati penggunaan pelbagai strategi ketidaksantunan yang
signifikan dalam Facebook bukan sahaja menzahirkan ketidaksantunan, namun sebagai tanda
keprihatinan atas keselamatan rakyat Malaysia khususnya semasa negara sedang dilanda
wabak COVID-19.
Kata kunci; Strategi ketidaksantunan Culpeper, mencemuh, sindiran, Facebook, strategi
ketidaksantunan langsung
Today's communication media is increasingly sophisticated, but the use of language in
these media is still significant with language indecency such as cursing, insulting, and
tarnishing the image of others. Therefore, this study aims to categorize the impoliteness form
of strategy based on the netizens’ responses with the application of Culpeper’s Theory of
Impoliteness (1996) and analysing the usage of impoliteness strategy. The data used in this
study is netizens’ responses on Berita Harian’s online column on the social media platform,
Facebook, based on three news headlines dated 10 April, 15 May, and 24 May 2020 during
the COVID-19 widespread across the globe. This study uses a qualitative method. The theory
that underlies the analysis is Culpeper’s Theory of Impoliteness (1996), which underlines
five forms of impoliteness strategies. The findings showed that the categorizing of various
impoliteness strategies used by netizens based on the 15 data used in this study. The netizens
expressed impoliteness using direct impoliteness strategy, positive impoliteness strategy;
showing no sympathy and the use of taboo language, negative impoliteness strategy; scorning,
despising and the use of sarcasm strategy. The findings also showed the formation of five
combination patterns of Culpeper’s impoliteness strategies as expressed in responses to the
factors of various emotions expressed by the netizens as concerns. To conclude, it is found
that the use of various significant impoliteness strategies on Facebook not only expresses
impoliteness, but is a sign of concern for Malaysians’ safety, especially when the country
is hit by the COVID-19 pandemic.
Keywords: Culpeper’s impoliteness strategy, scorning, sarcasm, Facebook, direct
impoliteness strategy